Singkil (Antara Kalbar) - Puluhan remaja Kabupaten Aceh Singkil
menggelar aksi turun ke jalan di Kecamatan Rimo, Minggu, mengecam
kebrutalan militer Myanmar terhadap etnis Rohingya.
Puluhan
massa yang tergabung dalam aksi solidaritas untuk Rohingya itu melakukan
jalan kaki dari Lapangan Mariam Sipolli menunuju bundaran Simpang Empat
Rimo sampai ke pasar mingguan sejauh 1 Km lebih.
Dalam
orasi di Bundaran Simpang Empat Rimo, mereka mengecam keras tindakan
brutal tentara Myanmar dan para perwira agama Budha yang terlibat dalam
pembantaian terhadap etnis Rohingya di Negara Bagian Rakine. Kekejaman
itu telah merenggut korban nyawa dan gelombang pengungsian.
"Kami mengecam keras atas kebrutalan dan pembantaian etnis Rohingya
yang sampai hari ini masih terus berlanjut, mereka manusia tapi
diperlakukan seperti binatang anak-anak tak berdosa dibunuh, wanita
diperkosa dan dibantai, rumah mereka dibakar. Stop semua itu," teriak
Sahab Khadafi dalam orasinya.
Mereka menuntut Indonesia,
negara-negara lainnya di dunia terlebih PBB untuk segera mengambil
tindakan nyata menghentikan kekejaman yang mereka sebut telah mengarah
pada genosida atau pemusnahan etnik dari Myanmar.
"Etnik
Rohingya tidak mendapatkan manfaat dari PBB yang sejatinya bertujuan
untuk menjaga perdamaian dunia dan menjaga hak asasi manusia. Itu
bencana kemanusian yang dialami Rohingya adalah kelalaian PBB," tegas
dia.
Dikatakan, PBB membiarkan hak asasi manusia Rohingya
diabaikan, dibiarkan tanpa perlindungan yang nyata, mereka tidak
merasakan perdamaian.
Lebih jauh, mereka mendesak agar
muslim Rohingya diakui eksistensinya oleh Myanmar karena mereka adalah
bagian dari masyarakat negara itu.
Menuntut Myanmar memberikan hak kewarganegaraan, hak sipil dan politik yang sama pada etnis Rohingya, katanya.
"Pemerintah Indonesia dituntut aktif memberikan akomodasi terhadap
pengungsi Rohingya yang terdampar di perairan Indonesia, kami juga
meminta Pemda Aceh Singkil menyediakan pulau khusus untuk menampung para
pengungsi," ujar Wajir, koordinator aksi.
Sementara itu, di
tempat terpisah, Ketua LSM Rambu Darat (Radar Aceh), Heri Safrijal juga
mengutuk keras kedzaliman dan kebiadaban yang dilakukan oleh Pemerintah
Myanmar karena operasi militernya terhadap rakyat Rohingya secara
brutal.
Heri mendengungkan kepada Pemerintah Jokowi terus
menekan Pemerintah Myanmar melihat pembantaian yang tidak
berperikemanusiaan dan berperikeadilan itu terus berlanjut.
"Ini adalah sebuah kebiadaban yang sangat keji dan dibiarkan oleh
pemerintah dunia. Banyak manusia terbunuh. Dimana HAM? Dimana keadilan
dan dimana kesosialan kita semua?," kata Sekjend BEM Unsyiah 2015/2016
tersebut.
Heri juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk
melakukan aksi solidaritas kemanusian dan bantuan agar konflik Rohingya
segera terselesaikan.
"Kita juga berharap pemerintah bisa
tegas menyikapi aksi genosida ini dengan mencabut keanggotaan Myanmar
dari ASEAN," tegas aktivis muda yang akan bertarung di parlemen 2019.
Selanjutnya, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)
Komisariat Aceh Tengah menggelar aksi peduli Rohingya dan penggalangan
dana di Takengon, seabgai bentuk protes atas upaya pembantaian massal
Muslim Rohingya.
Ketua KAMMI Aceh Tengah Mukhlisin
mengatakan, aksi kemanusiaan untuk Rakyat Muslim Rohingya dilakukan di
50 titik seluruh Indonesia, untuk Aceh Tengah dilaksanakan hari ini.
"Aksi peduli Rohingya dilakukan bertujuan untuk menekan Negara
Myanmar atas genosida yang terjadi di Rakhine, terhadap etnis Muslim
Rohingya," kata Mukhlisin.
KAMMI Aceh Tengah bersama
Organisasi Masyarakat suku Gayo mengecam kejahatan kemanusiaan yang
telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu itu.
Kepada dunia
internasional untuk terus memberikan tekanan terhadap Myanmar supaya
menghentikan tindakan pembersihan etnis dan mengakui kewarganegaraan
etnis Rohingya, ungkap Mukhlisin.
Remaja Aceh Kecam Kebrutalan Myanmar
Jumat, 15 September 2017 9:14 WIB