Zeynita Gibbons London (Antara Kalbar) - Masyarakat Indonesia di Cape
Town mengelar "The First Indonesian Day Festival" dengan membuka 23 stan
untuk memasarkan berbagai produk Indonesia.
Produk yang
dipasarkan antara lain makanan dan minuman, berbagai sambal nusantara,
fesyen, batik, perhiasan, kerajinan tradisional, mebel, spa dan
kecantikan serta jasa perjalanan wisata, hingga pusat informasi terkait
produk ekspor unggulan Tanah Air.
Konsul Muda Bidang
Pensosbud KBRI Cape Town, John R Purba kepada Antara London, Minggu
mengatakan, kegiatan besar pertama diadakan Sabtu atas inisiatif warga
Indonesia ternyata mendapatkan perhatian cukup besar dari warga Cape
Town dan sekitarnya.
Tercatat sekitar 1.709 pengunjung berada jauh di atas perkiraan panitia yang ditargetkan hanya 700-800 pengunjung.
Ketua Panitia, Yesi Efendi yang menikah dengan warga Afrika Selatan
dan menetap di Cape Town menyatakan, kebahagiaan dan rasa syukurnya
atas terselenggaranya "Indonesian Day Festival".
"Saya
bangga acara berjalan sukses," ujarnya yang mengatakan kegiatan ini
diadakan berangkat dari "concern" mayoritas warga Afrika Selatan tidak
mengenal Indonesia sebaik negara lain di Asia Tenggara.
Hal
ini yang mendasarinya untuk memperkenalkan tradisi perawatan
kecantikan nusantara agar dapat bersaing dengan spa dari Thailand, Korea
dan Jepang yang sudah dikenal masyarakat Cape Town, ujar pemilik usaha
kecantikan Melati Spa yang juga membuka stan di "Indonesian Day
Festival" ini.
Selain pembukaan stan, acara dimeriahkan
dengan ditampilkannya lagu-lagu tradisional secara akustik oleh
penyanyi lokal Amber Liadan Parr serta tarian tradisional yang dibawakan
EOAN School of Performing Arts, yaitu Tari Yapong dari Jakarta, Tari
Cebing Melati dari Jawa Timur serta Tari Pendet dan Wira Tanaya dari
Bali.
Seorang penari, Lucille Hendricks, warga Afrika
Selatan yang baru kembali ke Cape Town setelah mempelajari kesenian
tradisional Bali di Sanggar Semarandana, Denpasar, lewat program
Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) mengatakan, rasa syukur
diberikan kesempatan belajar tari di Bali dan kini tampil dalam
festival.
"Semoga festival ini membawa hubungan Afrika Selatan dengan Indonesia menjadi lebih dekat," kata Lucille.
EOAN School of Performing Arts, sanggar kesenian yang kerap menjadi
mitra KJRI Cape Town mempromosikan kesenian nusantara. Hal ini karena
kepala sanggar, pengajar dan penari alumni BSBI dan Beasiswa Darmasiswa
Indonesia.
WNI di Cape Town Gelar "Indonesia Festival"
Minggu, 10 September 2017 19:49 WIB