Jakarta (Antara Kalbar) - Anggota Dewan Pengawas (Dewas) Perum LKBN
Antara, Boni Hargens menyesalkan terjadinya insiden kekerasaan terhadap
Pewarta Antara Ricky Prayoga yang dilakukan oleh oknum Brimob.
"Sebagai dewan pengawas, tentu saya menyesali insiden tersebut. Ini
bisa dinilai sebagai preseden buruk yang merusak citra kepolisian," kata
Boni menanggapi peristiwa tersebut, Senin.
Boni mengatakan
dirinya sudah melakukan komunikasi dengan Kapolri Jenderal Tito
Karnavian mengenai permasalahan tersebut dan Kapolri sudah menugaskan
Kadiv Humas untuk menyelasaikan kasus tersebut.
"Penyelesaian kasus ini harus cepat agar tidak merusak citra kepolisian dan merusak kebebasan pers di tanah air," katanya.
Boni berharap kejadian tidak akan merusak hubungan baik selama ini
LKBN Antara dengan institusi kepolisian, khususnya dengan Brimob.
Secara manusiawi lanjutnya, Boni memahami bahwa anggota kepolisian
juga lelah, mereka bekerja keras menjaga keamanan, sehingga terkadang
bereaksi secara berlebihan dalam situasi seperti dalam peristiwa
tersebut.
"LKBN Antara tetap berpikir positif dan percaya
bahwa institusi kepolisian mempunyai komitmen yang kuat dalam menjunjung
tinggi hak asasi manusia dan kebebasan pers," katanya.
Dalam kasus ini lanjutnya, kepolisian tentu tahu apa yang harus dilakukan dalam merespons kejadian ini.
"Apalagi Pak Tito Karnavian (Kapolri) sangat komit dengan demokrasi dan penegakan hukum," katanya.
"Kami meminta kepada semua pihak untuk tidak membesar-besarkan
kejadian ini. Kejadian ini tidak mencerminkan citra kepolisian sebagai
institusi," ujarnya.
Dikatakannya ini hanya insiden
situasional yang melibatkan satau-dua oknum di tubuh kepolisian, maka
janganlah kasus ini digeneralisasi apalagi dijadikan alasan untuk
menghakimi kepolisian.
Apalagi ini bulan suci Ramadhan, tentu jiwa besar dan keikhlasan untuk saling memaafkan lebih diutamakan.
Boni menjelaskan korban saudara Ricky Prayoga, sebagai wartawan
Antara, tentu akan diberi perhatian dan perlindungan hukum yang optimal.
Itu adalah komitmen Antara sebagai perusahaan dalam melindungi
karyawannya.
Namun, saya berharap apapun dampak dari
peristiwa ini secara hukum, kiranya tidak akan mengganggu citra
kepolisian dan tidak merusak hubungan baik kepolisian dengan media,
khususnya dengan LKBN Antara.
Terkait insiden wartawan
Antara Ricky Prayoga yang diseret sejumlah oknum Brimob, kami sudah
meminta keterangan dari wartawan kami Ricky Prayoga, selaku korban.
Yang bersangkutan sudah menyampaikan secara tertulis kronologi
peristiwa tersebut kepada Direksi dan Dewan Pengawas LKBN Antara tak
lama setelah kejadian.
Berdasarkan pengakuan korban, dia
(Ricky Prayoga) datang ke lokasi venue Jakarta Convention Centre (JCC)
sekitar pukul 15:00 WIB. Ketika itu pertandingan pertama final indonesia
terbuka 2017.
Di tengah pertandingan, ia berniat menuju ATM
untuk melakukan transaksi keuangan. Peristiwa itu terjadi begitu saja
ketika ada kontak mata antara korban dan oknum Brimob yang menilai
pandangan mata korban sebagai sinyal yang tidak bersahabat.
Singkatnya, keributan mulut terjadi dan berujung pada adegan penyeretan korban.
Meski masalah sudah diselesaikan secara kekeluargaan di tempat
kejadian, berkat dukungan anggota Brimob lain yang berusaha menenangkan
suasana, peristiwa ini sudah terlanjur menjadi konsumsi publik setelah
video kejadian menjadi viral di media sosial.Budi Suyanto
Simak Vidoenya:
Dewas Sesalkan Kekerasan Terhadap Pewarta Antara
Senin, 19 Juni 2017 11:10 WIB