Ketapang (Antara Kalbar) - Polres Ketapang menggelar FGD (Focus Group Discussion) Deklarasi Kebhinekaan Masyarakat Cinta Damai di Mapolres Ketapang, Jumat (19/5) malam.
Pertemuan yang dimulai pukul 20.00 WIB diawali dengan sambutan Bupati Ketapang, Martin Rantan. Menurutnya, pertemuan yang dimediasi oleh
Polres Ketapang, kuncinya adalah untuk mewujudkan Ketapang damai.
Ia menyebutkan mungkin akhir dari pertemuan itu akan dilakukan penandatanganan dokumen kesepakatan damai.
"Artinya untuk kata kunci Ketapang damai, kita bertemu disini jajaran pemerintah, tokoh adat, tokoh agama dan lain sebagainya kita diajak
membawa pesan damai," kata Martin Rantan.
Selain itu, yang hadir dalam pertemuan bertanggungjawab moral menyampaikan pesan damai, baik kepada keluarga, maupun masyarakat
sampai ke tingkat RT/RW.
Demikian juga jajaran pemerintah
daerah dari kabupaten, kecamatan, kepala desa bahkan sampai ke RT/RW.
Dikatakannya, kebersamaan ini tujuannya agar Ketapang tetap damai karena itu tindakan-tindakan yang dapat memancing ketersinggungan
harus kita hindari.
"Kalau bisa kedepan kita gagas lagi, agar yang bisa hadir lebih banyak lagi," ucapnya.
Selanjutnya, Kapolres Ketapang AKBP Sunario mengatakan situasi beberapa bulan terakhir yang dicermati, baik di media sosial dan lain-lain banyak yang mengandung kebencian, inteloransi sehingga rawan terhadap pepecahan.
Selain itu, dari penelusuran anggota Polres Ketapang di media-media
sosial banyak pihak yang menyulut kebencian dan rawan akan perpecahan. Beberapa akun media sosial yang dicermati, malah sumbernya ada dari luar negeri seperti Australia, Singapura, dan Malaysia.
"Karena itu, kita ajak warga jangan mudah terpancing, apalagi berita-berita di media sosial belum tentu kebenarannya," ujar Kapolres Ketapang.
Karena itulah, dengan perkembangan media sosial dia berharap masyarakat jangan terpancing dan seluruh elemen masyarakat diharapkan saling menyejukkan.
Sementara itu Dandim 1203 Ketapang Letkol Inf Riko Haryanto mendukung adanya kegiatan kesepakatan damai. Perwira berdarah minang ini menyebutkan tugas mereka membantu pemerintah daerah. Tugas pokok adalah pertahanan, dan mendukung keamanan di Ketapang.
"Seperti dikatakan Kapolres tadi adanya campur tangan seperti berita bohong di media sosial bahkan campur tangan sumber dari luar negeri memang benar adanya, kita juga mempertanyakan apa tujuan mereka memecah belah sehingga memancing kita ribut," ucapnya.
Jika kita ribut, lanjutnya, mereka akan mengintervensi melanggar HAM, melanggar UU PBB dan pada akhirnya Indonesia dicaplok. Mengapa hal tersebut terjadi, karena Indonesia kaya akan energi salah satunya matahari.
Selanjutnya, H Abdulah Alfakir SE yang diminta memberikan sambutan menyebutkan kita harus kedepankan rasa damai. Damai adalah kunci dunia
akhirat. Semua agama senang rasa cinta damai.
Mengutip ayat suci Alquran dan Hadist, ia menyimpulkan esensi hidup kita adalah untuk damai. Karena itu dalam kehidupan bermasyarakat, tentunya jangan sampai ikut mencampuri urusan rumah tangga yang lain.
Ia mencontohkan jika hidup bedampingan dengan tetangga, ada yang mengajar anaknya dengan kata-kata kasar, adalah urusan rumah tangga tersebut.
Sementara tetangga yang satu lagi dengan kata-kata yang harum. Esensinya adalah untuk memberikan pemahaman dalam keluarga masing-masing.
Sementara itu, Romo Juli yang juga diminta memberikan sambutan mengatakan katanya kunci adalah damai. "Kita harus mensyukuri saat ini kita berada di jaman kemerdekaan, dan tinggal hanya mengisi kemerdekaan itu," ujarnya. Jika saat ini ada gesekan dan cobaan, maka mereka menolak kekerasan, intimidasi dan anti bhinneka tunggal ika.
"Kami menyerahkan sepenuhnya
ke Polres, TNI dan Bupati untuk mengelola Kabupaten ketapang agar selalu damai sejahtera untuk kita semua," katanya.
Usai menyampaikan pemaparan, selanjutnya Drs Satuki Huddin M Si dipercayakan untuk membacakan kesepakatan deklarasi damai yang diikuti seluruh peserta pertemuan.
Deklarasi perdamaian masyarakat Kabupaten Ketapang, diantaranya berbunyi "Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami mewakili tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh adat dan ormas, setelah mencermati adanya potensi konflik sosial yang dapat menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan di masyarakat yang berkepanjangan bagi rakyat, maka dengan hati yang tulus dan ikhlas bersepakat;
Pertama, menghentikan semua bentuk konflik, fitnah dan hasutan.
Kedua, saling menghormati dan menghargai serta mengedepankan musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan permasalahan di masyarakat guna terwujudnya kerukunan dan kedamaian.
Ketiga, Menghormati dan mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku serta senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Keempat, membangun komitmen bersama dalam menangkal dan melawan setiap bentuk provokasi serta upaya untuk memecah belah
persatuan.
Ada pun yang bertandatangan dalam kesepakatan damai tersebut diantaranya Bupati Ketapang Martin Rantan SH, Wakil Ketua DPRD Ketapang Junaidi SP, M.Si; Kapolres Ketapang Sunario S.ik MH, Dandim
1203 Ketapang Letkol Inf Niko Haryanto, Ketua PN Ketapang, Maslikan.
Selain itu kesepakatan damai tersebut juga ditandatangani. Ketua MUI Ketapang, FKUB Ketapang, tokoh agama Hindu, Muhammadiyah, Budha, Hindu, tokoh masyarakat Jawa, MABM, tokoh adat Dayak, tokoh Tionghoa, IKBM, Pemuda Pancasila, dan KNPI.
Ketapang Sepakat Tetap Damai
Sabtu, 20 Mei 2017 22:33 WIB