Yogyakarta (Antara Kalbar) - Tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan
Singapura sepakat berupaya mempercepat respons terhadap beragam insiden
yang terjadi di Selat Malaka seperti kecelakaan kapal laut hingga
kebocoran minyak.
"Kita sepakat untuk memberi respons yang
cepat terhadap berbagai insiden yang terjadi," kata Sekretaris Jenderal
Kementerian Perhubungan Sugihardjo dalam jumpa pers di Yogyakarta,
Senin.
Menurut dia, forum tiga negara yang terkait dengan
Selat Malaka adalah kesepakatan untuk memberikan layanan yang baik dalam
pelayaran di Selat Malaka dan proteksi dalam pelestarian lingkungan di
kawasan laut.
Sementara itu, Deputi Dirjen Departemen
Kelautan Malaysia Dato Rossid bin Musa mengatakan saat ini ketiga negara
masih berbincang untuk mencari tahu apa kaedah terbaik terkait dengan
bencana di laut.
"Saya percaya ketiga negara ada SOP bagaimana koordinasi bilamana bencana kelautan itu terjadi," katanya.
Sebagaimana diwartakan, Indonesia menjadi tuan rumah dalam
menggelar "Tripartite Technical Experts Group" (TTEG) ke-41 dan
"Cooperation Forum" (CF) ke-9 yang merupakan konferensi terkait
keselamatan alur pelayaran maritim di jalur Selat Malaka dan Singapura.
Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo,
kerja sama beberapa negara itu juga dinilai selaras dengan realisasi
Presiden Joko Widodo yang memiliki visi Poros Maritim Dunia guna
memperkuat identitas kebangsaan sebagai negara maritim.
"Selat Malaka salah satu jalur pelayaran strategis dan vital untuk
menghubungkan alur pelayaran dengan berbagai negara di dunia," ujarnya.
Sedangkan para peserta yang diundang selain tiga negara anggota
TTEG adalah terdapat sekitar 10 negara, termasuk perwakilan dari
Australia, China, Denmark, India, Jepang dan Jerman.
Diperkirakan dalam setahun terdapat sekitar 70-80 ribu kapal yang
berlayar di selat yang terkenal sempit tersebut. Karena jumlah itu hanya
berdasarkan kapal yang terdeteksi "AIS" (Automatic Identification
System), maka jumlahnya bisa lebih besar dari itu.
Tiga Negara Percepat Respons Insiden Selat Malaka
Senin, 26 September 2016 11:55 WIB