Bogor (Antara kalbar) - Kota Bogor, Jawa Barat menjadi tua rumah Konferensi Jurnalis Sains Indonesia 2015 yang diselenggarakan oleh The Society of Indonesia Science Journalists (SISJ).
Konferensi ini diikuti sekitar 45 wartawan dari berbagai media baik cetak elektronik, nasional maupun lokal dan regional yang datang dari berbagai daerah di tanah air, kegiatan berlangsung selama dua hari 29-30 Agustus 2015 bertempat di Gedung Balitbang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Gunung Batu, kata salah seorang pembicara Rovicky Dwi Putrohari dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Sabtu.
Konferensi yang diselenggarakan SISJ atau Masyarakat Jurnalis Sains Indonesia kali ini mengangkat tema "Mewujudkan Sinergi Wartawan-Ilmuan" yang bertujuan menjadi media bagi wartawan dan ilmuan untuk memupuk minat, meningkatkan keterampilan komunikasi sains dan berjejaring.
Sebanyak 45 wartawan dari seluruh Indonesia bersedia mengikuti konferensi ini. SISJ menjaring wartawan lewat program "Travel Grant", memungkinkan setiap wartawan dari daerah datang ke konferensi tanpa mengeluarkan biaya, ada juga program mandiri.
SISJ juga menyelenggarakan program "Prioritas untuk Papua" sehingga wartawan dari daerah paling timur Indonesia tersebut bisa ikut serta meningkatkan kapasitas penulisan sanis.
Dalam Konferensi Jurnalis Sains Indonesia 2015 diisi dengan pemaparan dan presentasi dari sejumlah ilmuan, peneliti, penulis, jurnalis dan perwakilan pemerintahan yang memiliki pengalaman di bidangnya masing-masing baik tingkat nasional maupun internasional.
Beberapa pembicara yang hadir, Sangkot Marzuki dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Rovicky Dwi Putrohari dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Yosep Wiji Utomo jurnalis Tempo yang juga anggota SISJ, dan dua pembicara dari Japanese Association of Science and Technology Journalists (JASTI) yakni Shigeyuki Koide dan Minako Takizawa.
Berbagai isu menarik dalam konferensi itu disampaikan terkait perkembangan sains di Indonesia dan peran media dalam memberikatannya. Seperti yang disampaikan oleh Sangkot Marzuki lewat pemaparannya tentang Indonesia 2014 dan peran wartawan sains.
Begitu juga yang disampaikan oleh Rovicky Dwi Putrohari terkait berita kontroversi sains dengan contoh kasus perang sains dalam kasus Lumpur Sidoarjo atau dikenal dengan Lumpur Lapindo.
"Setiap orang akan menarik dengan isu kontroversi apapun, termasuk lumpur Sidoarjo," kata Rovicky.
Bogor Tuan Rumah Konferensi Jurnalis Sains Indonesia 2015
Sabtu, 29 Agustus 2015 23:29 WIB