Sintang (Antara Kalbar) – Kenaikan BBM bersubsidi sangat memukul perekonomian warga pedalaman. Kenaikan ini jelas ditolak oleh Partai Gerindra. Demikian disampaikan anggota DPRD Kabupaten Sintang dari Partai Gerindra, Julian Sahri.
Dia mengatakan naiknya BBM membuat harga BBM di pedalaman melonjak tinggi. Dia mencontohkan di Binjai saja harga BBM jenis premium sudah mencapai Rp10 ribu hingga Rp12 ribu perliternya. “Kalau di perhuluan mungkin harganya sudah di atas Rp15 ribu perliter,†katanya.
Sementara, lanjut dia pendapatan masyarakat di perhuluan tidak mengalami kenaikan. Bahkan harga karet yang menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat sedang jatuh. “Kalau saya lihat tidak berimbang sekali,†ujarnya.
Dikatakan dia, dengan harga karet 2 kg belum bisa dapat harga premium 1 liter. Kenaikan BBM ini jelas memicu kenaikan harga barang. Karena biaya angkutan pasti naik.
Menurut dia, rencana pemerintah memberikan kompensasi kenaikan BBM dengan bantuan uang tunai sangat tidak tepat.
Menurutnya, pemerintah mestinya membangun perekonomian masyarakat dengan membuka lapangan kerja di sektor perkebunan, pertanian, perikanan dan sektor lainnya. Pemerintah, menurut Julian sebaiknya jangan memberi bantuan uang tunai pada masyarakat. Tapi membuka lapangan pekerjaan.
“Kalau masyarakat diberikan uang tunai, itu tidak mengajarkan masyarakat untuk berusaha dan bekerja. Akibatnya masyarakat tidak akan berpikir maju dan maunya menerima bantuan. Harusnya pemerintah merangsang perekonomian masyarakat dengan membuka lapangan pekerjaan dan menumbuhkan motivasi masyarakat untuk bekerja,†pintanya.
Kenaikan Harga BBM Pukul Ekonomi Warga Pedalaman
Senin, 24 November 2014 17:02 WIB